Sate Ambal Kebumen

Sate, tentunya bukan kata yang asing ditelinga kita. Makanan dari daging ini memang sangat lezat untuk kita santap. Yakin ora ngelemboni.

Bicara masalah sate, di Kebumen ada salah satu Kuliner sate yang sangat terkenal dan memiliki kekhasan tersendiri, karena yang satu ini hanya bisa kita temui di Kebumen.  Di sebuah desa kecil kawasan pantai selatan Pulau Jawa, (Jalan Lintas Selatan) tepatnya di Desa Ambal Resmi, wilayah Kec. Ambal Kab. Kebumen, Jawa Tengah juga terdapat makanan sate ayam yang tidak kalah cita rasanya – Mblaketaket yakin!!
Sate Ayam buatan masyarakat Desa Ambal Resmi, selain cita rasanya yang khas juga unik karena bumbunya menggunakan campuran tempe kedelai. Karena yang membuat masyarakat Ambal secara turun-temurun maka sate ayam ini populer dengan sebutan Sate Ambal.


Berkat kekhasan dan keunikan itulah tidak kepalang tanggung pada saat kunjungan kerja Presiden Megawati Soekarnoputri ke Kab. Kebumen, salah satu menu utamanya adalah sate ayam Ambal yang kesohor di wilayah itu. Bahkan, eks Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto pun menyempatkan diri berkunjung ke salah seorang pedagang sate ayam langsung di Desa Ambal Resmi untuk bersantap di tempat itu. “Tidak sedikit pejabat yang singgah ke warung-warung sate ayam Ambal di Desa Ambal Resmi ini,” kata pedagang disana.


Salah seorang penjual sate ambal yang terkenal atau melegenda hingga saat ini adalah Pak Kasman (61). Dia bersama lima anaknya yang masing-masing juga berdagang sate menularkan mata pencaharian itu ke warga desa lain yang sekarang jumlah pastinya tak terbilang lagi. Dari generasi Pak Kasman yang berlanjut ke anak-anaknya itu, tradisi berdagang sate Ambal kian berkembang pesat.

Akibat banyaknya pedagang sate ayam di sepanjang jalan utama Kec. Ambal, aroma asap pembakaran daging ayam yang menggugah selera mudah tercium bagi mereka yang melintas Desa Ambal. Papan-papan nama warung satai Ambal juga banyak terpampang di tepian jalan sehingga menjadi semacam penanda bahwa Ambal merupakan “desa satai”. Beberapa papan nama bahkan mencantumkan nama “Pak Kasman” seb agai pewaris tradisi pembuatan satai ayam Ambal..

Kalau anda penasaran, silahkan berkunjung ke Desa Ambal saat bepergian melintasi Kebumen melalui jalur selatan. Tanyakan saja pada orang-orang dimana letak jalur selatan (yang paling selatan dekat pantai selatan). Jalan tersebut merupakan jalur alternative dari dan ke Yogya, Purworejo, Kebumen dan terus kebarat.

Berbeda dengan sate ayam Madura atau sate ayam Ponorogo dengan bumbu sambal kacangnya yang disajikan sekira 10-15 tusuk per porsi, para pedagang sate ayam Ambal menyajikannya cukup banyak mencapai 25 tusuk sate per porsi dengan harga Rp 10.000. Itu pun dengan irisan daging ayam yang jauh lebih besar dibanding irisan daging ayam sate Madura atau satai Ponorogo.



Tidak seperti sate Madura atau satai Ponorogo yang bumbunya ditaburkan di atas tusuk-tusuk satai, bumbu sambal kacang bercampur tempe kedelai pada satai Ambal ditempatkan dalam mangkuk terpisah sehingga mereka yang menyantap sate ayam Ambal dapat menikmati cita rasa bumbu-bumbu pada daging ayam bakar tersebut.

Di warung-warung yang berjajar di sepanjang jalan utama Kec. Ambal saja, dalam sehari setiap pedagang biasanya dapat memotong sekira 30-40 ekor ayam kampung. Setiap ekor ayam berukuran besar menghasilkan sekira 20-25 porsi sate.
Konsumen satai Ambal berasal dari berbagai daerah, terutama di seputar Kebumen. Bahkan, banyak instansi dan masyarakat yang memesan Sate Ambal untuk keperluan jamuan resepsi, santapan rapat, dan lain-lain.

Kebutuhan ayam kampung dalam jumlah besar yang harus dipotong para pedagang satai Ambal setiap hari ternyata juga tidak ada kesulitan. Masyarakat Kec. Ambal dan sekitarnya merupakan peternak-peternak ayam kampung yang produktif. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang melintas jalur antara Congot-Petanahan sejauh sekira 20 km akan mendapati banyak ayam kampung piaraan berkeliaran di jalan-jalan.

Meskipun sate ayam Ambal dengan keunikan dan cita rasanya yang khas telah melewati sejarah panjang agaknya masyarakat Desa Ambal sendiri belum banyak yang berniat mengembangkannya di luar daerah (hanya ada beberapa daerah di Jalan lintas selatan di dekat Pasar Tlogo Mirit, Pasar Bendo dan Pasar Kutowinangun Kab Kebumen) , Jika sate Ambal telah merambah daerah lain khususnya ke kota-kota besar niscaya jenis makanan sate yang satu ini akan menambah khazanah persatean di masyarakat. Saya berharap agar Pemda Kebumen dapat mengembangkannya sehingga menggairahkan wisata daerah.

Bagi anda yang belum pernah merasakan sate Ambal, atau yang kangen tapi belum sempat pulang kampung, mudik mudah-mudahan resep berikut ini dapat dicoba. Selamat mencoba mudah-mudahan Mak Nyuusss !!!
AAI